Bagaimana Terowongan Nanjung Bisa Kurangi Banjir di Bandung?
Kontak Perkasa Futures - Proyek anti banjir bernama Terowongan Nanjung akan diresmikan hari ini oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Proyek ini diharapkan bisa mengurangi banjir rutin yang terjadi di sejumlah wilayah di Bandung. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan proyek terowongan Nanjung merupakan bagian dari pengendalian banjir sungai Citarum bagian hulu. Pasalnya, di bagian hulu kerap kali terjadi banjir di wilayah Dayeuh Kolot, Bojong Soang sampai Baleendah. "Kenapa terjadi banjir, karena ada yang namanya curug Jompong, jadi sungainya ada lengkungan sehingga airnya tertahan. Karena ada curug Jompong makanya saya desain terowongan ini," kata Basuki di Proyek Terowongan Nanjung, Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/1/2020). Dia menjelaskan, sebelum ada terowongan ini jika debit Sungai Citarum mencapai 300 maka wilayah Dayeuhkolot dan sekitarnya akan tergenang. Kemudian di bagian atas juga dibangun embung Cienteng seluas 5 hektar yang berada tepat di pinggir sungai Citarum. "Jadi air parkir di situ dulu, kalau sudah penuh kita pompa, debit airnya besar makanya kita sodet ke sini," imbuh dia. Basuki menjelaskan sepanjang tahun ini ditargetkan ada tujuh kolam yang akan dibangun dalam proyek pengendalian banjir. "Kalau sudah selesai Cienteng, Cisangkuy maka kita akan fokus ke muara Citarum di Muara Gembong sampai Karawang yang akan dibangun bendungan di sungai Cibeet," jelas dia. Dia menyampaikan, sebelum adanya terowongan ini luas banjir sekitar 400 hektar. Namun dengan adanya terowongan luasnya tinggal 80 hektar dan lebih cepat surut. Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, sepanjang 2019 lalu ada 16 proyek yang dibangun dengan skala kecil maupun besar. Mulai dari penyodetan, pengerukan, pembuatan kolam retensi, hingga proyek utama yakni terowongan Nanjung. "Dari 16 proyek itu yang terbesarnya adalah Terowongan Nanjung ini, dua jalur untuk mengalirkan air yang sering melambat di daerah Curug Jompong karena arusnya berkelok dan banyak batu besar yang menyebabkan air balik arah," tutur Emil. Emil pun mengimbau masyarakat untuk tak membuang sampah langsung ke sungai. Pasalnya, perilaku itulah yang menjadi sumber masalah di sepanjang DAS Citarum. "Jadi saya imbau warga, bersama kami pemerintah turut membantu minimal mengubah perilakunya tidak membuang sampah sembarangan," kata Emil. Selain membangun terowongan kembar, upaya pengendalian banjir DAS Citarum terus dilakukan pemerintah pusat hingga 2024 sesuai Program Citarum Harum dalam Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. - Kontak Perkasa Futures
Sumber : detik.com