top of page

Duh! Sektor Pertambangan Jadi 'Korban' Virus Corona



PT Kontak Perkasa Futures - Dampak virus corona dari Wuhan, China, mulai menyasar ke pembangunan smelter di Indonesia. Virus ini mulai terdeteksi pada akhir Desember tahun lalu dan kini sudah menyebar ke puluhan negara. Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum sekaligus pendiri Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3EI) Jonathan Handoyo mengatakan semua pekerja yang didatangkan dari China bekerja di smelter. Hal ini dikarenakan untuk sementara ini peralatan dan teknologi untuk membangun smelter atau pemurnian masih harus disuplai dari China, sehingga munculnya virus corona ini akan berdampak pada proyek pembangunan smelter. "Ya begitulah [pembangunan smelter bakal tertunda]. Sementara terisolasi itu negara," ungkapnya saat dihubungi, Selasa, (11/02/2020). Meski berdampak, dirinya optimistis kendala dalam pembangunan smelter tidak akan berdampak lama. Pasalnya mereka sudah menemukan penangkalnya. "Perkiraan orang China nggak lama lagi," tegasnya. Jonathan menegaskan tidak ada pekerja dari China di tambang, karena sudah dikerjakan orang Indonesia, mereka hanya bekerja di smelter saja. Dirinya menyebut sejauh ini belum ada pekerja baru yang baru tiba dari China, bahkan dari Morowali juga belum ada yang pulang. "Justru selama tidak ada pembangunan smelter baru, tidak ada pekerja baru dari China. Karena setelah selesai pembangunan mereka pulang. Tinggal sedikit operator yang digabung dengan tenaga kerja lokal," tuturnya. Sebelumnya, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan akan ada lima smelter yang terbangun tahun ini. Yunus menerangkan, lima smelter tersebut terdiri dari 2 proyek nikel, 1 timbal, 1 mangan, dan satu lagi nikel namun baru selesai 1 line dari target 2 line. "Tahun ini ada empat, nikel 2, timbal 1, mangan 1 tahun ini," ungkapnya, di Kantornya, Kamis, (23/01/2020). - PT Kontak Perkasa Futures


bottom of page