Ribuan Pegawai Maskapai Eropa Ini Kena PHK
PT KP Press - Maskapai penerbangan EasyJet di Eropa berencana memangkas 30% pegawainya dari total 15.000 pegawai, 4.500 di antaranya akan terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini dilakukan akibat anjloknya jumlah penerbangan akibat pandemi virus Corona. Selain itu, maskapai juga memangkas jumlah armada yang beroperasi dan mengubah sistem penerbangan menjadi lebih efisien. Efisiensi biaya perusahaan juga ditingkatkan guna mempertahankan bisnis. "Kami ingin memastikan setelah pandemi ini, kami menjadi maskapai yang lebih kompetitif daripada sebelumnya," kata CEO EasyJet Johan Lundgren, Jumat (29/5/2020). EasyJet biasanya mengoperasikan 2.000 penerbangan per hari di 36 negara dan sebagian besar di Eropa. Sejak adanya pandemi Corona, penerbangan mulai menyusut. Maret lalu, maskapai hanya menerbangkan 334 pesawat akibat pembatasan (lockdown) diberbagai wilayah. Induk perusahaan EasyJet berencana akan membuka kembali penerbangannya pada 15 Juni mendatang. Namun, hanya melayani rute jangka pendek yakni 30% penerbangan terutama ke Inggris dan Prancis. "Sejauh ini tingkat pemesanan untuk akhir tahun 2020 cukup membaik, karena sebagian besar konsumen yang terdampak Corona memesan ulang penerbangan," kata Lundgren. Penerbangan global telah terhenti akibat pandemi Corona yang memaksa beberapa maskapai penerbangan mencari dana talangan pemerintah, bahkan ada yang bangkrut. EasyJet tidak mengharapkan tingkat permintaan cepat pulih hingga 2023. Namun, maskapai berharap setidaknya dapat menyediakan 302 pesawat menjelang akhir tahun, meskipun 14% lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya. Daniel Roeska, seorang analis riset senior di Bernstein, mengatakan langkah-langkah yang dilakukan EasyJet sebagai bentuk perbaikan yang dibutuhkan maskapai. "Perusahaan terlihat berfokus pada hal-hal yang benar dan tampaknya mengambil kesempatan untuk membentuk kembali basis biaya," kata Roeska. - PT KP Press
Sumber : detik.com