Solo Masuk 'Zona Hitam', Ini Berbagai Kemungkinan Penyebabnya
PT Kontak Perkasa - Solo mengalami peningkatan kasus virus Corona COVID-19 secara drastis pada Minggu (12/7/2020) lalu. Hal ini membuat Solo disebut-sebut oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 sebagai zona hitam, bukan zona merah lagi. "Biasanya tambah 1-2 orang, hari ini tambah 18 orang. Sudah bukan zona merah lagi, zona hitam," ujar Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Solo, Ahyani, pada Minggu (12/7/2020). Namun, Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, meluruskan bahwa sebenarnya tidak ada istilah zona hitam. Istilah 'zona hitam' itu adalah zona merah yang menggambarkan banyaknya kasus transmisi virus Corona yang mengancam penduduk di daerah tersebut. "Nggak ada lah itu zona 'hitam', adanya merah," tegas Miko saat dihubungi detikcom, Senin (13/7/2020). Mengutip BNPB atau gugus tugas pusat percepatan penanganan COVID-19, Miko menjelaskan bahwa hanya dikenal empat zona berdasarkan warna. Zona tersebut yaitu zona merah, zona oranye, zona kuning, dan zona hijau. Terkait peningkatan jumlah kasus secara signifikan, Miko menyebut beberapa kemungkinan. Salah satunya peningkatan kasus yang tinggi dan munculnya klaster-klaster. "Kemungkinan ada sesuatu yang membuat Solo menjadi zona merah begitu. Ada kejadian atau klaster-klaster yang menyebabkan peningkatan yang berlebih di Solo," jelas Miko. "Solo kan banyak pesantren, mungkin santrinya kembali masuk. Kemudian, Solo juga mal sudah dibuka dan sebagainya, ya mungkin abai terhadap protokol kesehatan," imbuhnya. Tak hanya itu, Miko juga menyorot pasar tradisional yang ada di Solo. Menurutnya, survei pasar tradisional di sana tidak terlihat, sehingga mungkin pasar-pasar tersebut menjadi area efektif untuk terjadinya penularan. - PT Kontak Perkasa
Sumber : detik.com